Saya belum menjawab pertanyaan utama dalam artikel sebelumnya. “Saya yakin argumen saya tidak salah. Jika dijadikan algoritma, sudah pasti komputer dapat memahaminya. Lalu, kenapa patah juga?”
Agaknya tidak ada yang sadar, ha ha ha.
Lalu, kenapa argumen saya tetap patah? Karena saya tidak menggunakan kalimat efektif saat mempresentasi ide. Kenapa tidak efektif? Karena banyak kata-kata saya yang sia-sia dan bahkan menyesatkan.
Dr. Doumont mengarahkan kita untuk peduli pada pilihan kata kerja (verba) dan mekanik penulisan. Dua poin ini, menurut pemahaman saya, adalah usaha kita untuk menghindari kata-kata yang sia-sia dan menyesatkan.